Idonesia buat Pesawat N245 Made in Bandung atas intruksi Presiden
Wartapagi.id - PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) tahun ini akan membuat pesawat N245 yang merupakan pengembangan dari CN235. Pesawat yang masuk ke dalan Proyek Strategis Nasional (PSN) ditargetkan selesai dan bisa terbang di 2020.
Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, mengatakan pembuatan pesawat N245 ini juga sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi), yaitu menghubungkan konektivitas antar daerah.
"Ini kita kejar itu memang kita ikuti amanat Presiden RI. Kita mesti menaikkan konektivitas melalui udara itu kita mau sambungkan kota-kota yang hari ini belum tersedia pesawat," ujar Arie saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (13/2/2017).
Selama ini, untuk menjangkau beberapa daerah dari kota lain baru tersedia jalur darat yang waktu tempuhnya lebih lama. Dengan adanya pesawat N245, diharapkan konektivitas antar daerah lebih mudah dan cepat.
"Karena kalau pakai Boeing 737 kebesaran, untuk 50 penumpang bisa hemat waktu," kata Arie.
N245 mampu membawa penumpang hingga 56 orang. Pesawat ini juga memiliki kecepatan hingga 500 kilometer per jam dengan daya jelajah 1.100 km.
Dengan daya jelajah itu, pesawat N245 bisa menerbangi sejumlah rute di Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan. Pengembangan N245 memakan biaya hingga US$ 200 juta. Dalam tahap awal, PTDI akan membuat 3 prototipe pesawat N245.
"Itu kan ada pengembangan engineering kemudian pengadaan material dan peralatan infrastruktur untuk pembuatan dan itu kita produce 2-3 prototipe," tutup Arie.
RI Kembangkan Pesawat N245, Biayanya Rp 2,47 Triliun
PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) akan mengembangkan pesawat N245 yang saat ini sudah masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Pesawat N245 merupakan pengembangan dari CN235 yang pernah dibuat oleh PTDI.
Dalam mengembangkan N245, PTDI akan menggandeng Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan N245 sebesar US$ 190 juta, atau sekitar Rp 2,47 triliun (US$ 1 = Rp 13.300).
"Biaya development US$ 190 juta. Harus sudah terbang dong dan dapat type certificate dari otoritasnya yang menyatakan pesawat laik terbang," jelas Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Arie menjelaskan, PTDI menggandeng LAPAN dalam pengembangan pesawat N245, hingga Kementerian Perhubungan menerbitkan type certificate. Sertifikat tersebut merupakan tanda bukti terpenuhinya persyaratan kelaikudaraan sesuai peraturan keselamatan penerbangan sipil.
"Type certificate itu semacam ijazah pesawat itu, BPKB-nya lah karena dia yang biayai bujet dari pemerintah," ujar Arie.
Sedangkan pengembangan pesawat N245 sepenuhnya akan dilakukan di hanggar PTDI sendiri. Sehingga beban pemerintah untuk pengembangan N245 tidak semakin besar untuk pembangunan tempat baru.
PTDI Bikin 3 Pesawat N245 di Tahap Awal
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menggarap proyek pesawat N245, bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Pemerintah telah menetapkan N245 masuk masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional.
Dalam pengembangan awal, PTDI dan LAPAN akan membuat sebanyak 3 unit pesawat N245. Dari 3 prototipe tersebut, 2 di antaranya dijual ke publik dan sisanya disimpan PTDI.
"Kita sekarang design development 2-3 prototipe. Kita akan bikin maksimum 3 prototipe, 1 keep dan 2 dijual," jelas Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, kepada detikFinance, Rabu (1/3/2017).
PTDI akan memproduksi sebanyak 12 unit pesawat N245 setiap tahun. Rencana ini dijalankan dengan catatan maskapai nasional menjadi pembeli pertama pesawat N245.
"Harapan kita bisa bikin serial production 12 pesawat per tahun," kata Arie.
Perlu diketahui, pesawat N245 merupakan pengembangan dari pesawat CN235 yang juga pernah diproduksi PTDI. Proyek pesawat N245 meliputi modifikasi dengan menghilangkan ramp door di bagian belakang pesawat untuk menampung lebih banyak penumpang.
Pesawat ini juga bisa melesat hingga kecepatan 500 km per jam dengan jarak tempuh mencapai 1.100 km.
Bikin Pesawat N245, PTDI Kerahkan Hingga 800 Orang
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menggarap proyek pesawat N245. Pesawat yang merupakan pengembangan dari CN235 ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dalam proyek ini, PTDI menggandeng Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). PTDI akan mengerahkan hingga 800 orang khusus untuk menggarap proyek pesawat yang dimulai tahun ini.
"Orangnya sih bisa sampai 500-800 secara menyeluruh," ujar Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, kepada detikFinance, Rabu (1/3/2017).
Adapun 800 orang tersebut terdiri dari berbagai bagian. Khusus untuk teknisi, PTDI mengerahkan hingga 300 orang. Sedangkan untuk pengerjaan manufaktur dikerjakan oleh 400 orang.
"Engineer 200-300 orang, manufaktur 400 orang. Kemudian sisanya pendukungnya, supporting-nya yang non direct," tutur Arie.
Sebanyak 800 orang yang dilibatkan dalam pengembangan pesawat N245 merupakan pegawai internal PTDI, yang dulunya juga sempat membuat N219. Sedangkan jika nantinya diproduksi secara massal, PTDI akan menambah tenaga kerja untuk membantu proses pembuatan pesawat.
"Nanti kalau masuk serial production ada kemungkinan. Kalau rate tinggi, rekrut orang-orang lagi," jelas Arie.
Ardan Adhi Chandra - detikFinance
"Ini kita kejar itu memang kita ikuti amanat Presiden RI. Kita mesti menaikkan konektivitas melalui udara itu kita mau sambungkan kota-kota yang hari ini belum tersedia pesawat," ujar Arie saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (13/2/2017).
Selama ini, untuk menjangkau beberapa daerah dari kota lain baru tersedia jalur darat yang waktu tempuhnya lebih lama. Dengan adanya pesawat N245, diharapkan konektivitas antar daerah lebih mudah dan cepat.
"Karena kalau pakai Boeing 737 kebesaran, untuk 50 penumpang bisa hemat waktu," kata Arie.
N245 mampu membawa penumpang hingga 56 orang. Pesawat ini juga memiliki kecepatan hingga 500 kilometer per jam dengan daya jelajah 1.100 km.
Dengan daya jelajah itu, pesawat N245 bisa menerbangi sejumlah rute di Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan. Pengembangan N245 memakan biaya hingga US$ 200 juta. Dalam tahap awal, PTDI akan membuat 3 prototipe pesawat N245.
"Itu kan ada pengembangan engineering kemudian pengadaan material dan peralatan infrastruktur untuk pembuatan dan itu kita produce 2-3 prototipe," tutup Arie.
RI Kembangkan Pesawat N245, Biayanya Rp 2,47 Triliun
PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) akan mengembangkan pesawat N245 yang saat ini sudah masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Pesawat N245 merupakan pengembangan dari CN235 yang pernah dibuat oleh PTDI.
Dalam mengembangkan N245, PTDI akan menggandeng Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan N245 sebesar US$ 190 juta, atau sekitar Rp 2,47 triliun (US$ 1 = Rp 13.300).
"Biaya development US$ 190 juta. Harus sudah terbang dong dan dapat type certificate dari otoritasnya yang menyatakan pesawat laik terbang," jelas Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Arie menjelaskan, PTDI menggandeng LAPAN dalam pengembangan pesawat N245, hingga Kementerian Perhubungan menerbitkan type certificate. Sertifikat tersebut merupakan tanda bukti terpenuhinya persyaratan kelaikudaraan sesuai peraturan keselamatan penerbangan sipil.
"Type certificate itu semacam ijazah pesawat itu, BPKB-nya lah karena dia yang biayai bujet dari pemerintah," ujar Arie.
Sedangkan pengembangan pesawat N245 sepenuhnya akan dilakukan di hanggar PTDI sendiri. Sehingga beban pemerintah untuk pengembangan N245 tidak semakin besar untuk pembangunan tempat baru.
PTDI Bikin 3 Pesawat N245 di Tahap Awal
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menggarap proyek pesawat N245, bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Pemerintah telah menetapkan N245 masuk masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional.
Dalam pengembangan awal, PTDI dan LAPAN akan membuat sebanyak 3 unit pesawat N245. Dari 3 prototipe tersebut, 2 di antaranya dijual ke publik dan sisanya disimpan PTDI.
"Kita sekarang design development 2-3 prototipe. Kita akan bikin maksimum 3 prototipe, 1 keep dan 2 dijual," jelas Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, kepada detikFinance, Rabu (1/3/2017).
PTDI akan memproduksi sebanyak 12 unit pesawat N245 setiap tahun. Rencana ini dijalankan dengan catatan maskapai nasional menjadi pembeli pertama pesawat N245.
"Harapan kita bisa bikin serial production 12 pesawat per tahun," kata Arie.
Perlu diketahui, pesawat N245 merupakan pengembangan dari pesawat CN235 yang juga pernah diproduksi PTDI. Proyek pesawat N245 meliputi modifikasi dengan menghilangkan ramp door di bagian belakang pesawat untuk menampung lebih banyak penumpang.
Pesawat ini juga bisa melesat hingga kecepatan 500 km per jam dengan jarak tempuh mencapai 1.100 km.
Bikin Pesawat N245, PTDI Kerahkan Hingga 800 Orang
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menggarap proyek pesawat N245. Pesawat yang merupakan pengembangan dari CN235 ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dalam proyek ini, PTDI menggandeng Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). PTDI akan mengerahkan hingga 800 orang khusus untuk menggarap proyek pesawat yang dimulai tahun ini.
"Orangnya sih bisa sampai 500-800 secara menyeluruh," ujar Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, kepada detikFinance, Rabu (1/3/2017).
Adapun 800 orang tersebut terdiri dari berbagai bagian. Khusus untuk teknisi, PTDI mengerahkan hingga 300 orang. Sedangkan untuk pengerjaan manufaktur dikerjakan oleh 400 orang.
"Engineer 200-300 orang, manufaktur 400 orang. Kemudian sisanya pendukungnya, supporting-nya yang non direct," tutur Arie.
Sebanyak 800 orang yang dilibatkan dalam pengembangan pesawat N245 merupakan pegawai internal PTDI, yang dulunya juga sempat membuat N219. Sedangkan jika nantinya diproduksi secara massal, PTDI akan menambah tenaga kerja untuk membantu proses pembuatan pesawat.
"Nanti kalau masuk serial production ada kemungkinan. Kalau rate tinggi, rekrut orang-orang lagi," jelas Arie.
Ardan Adhi Chandra - detikFinance