Inilah koalisi Partai di Pilpres 2019 PDI P, Gerindra dan Poros ketiga
Wartapagi.id - Peta koalisi partai politik untuk Pemilihan Presiden 2019 perlahan-lahan mulai terlihat, beberapa bulan sebelum pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden pada Agustus mendatang.
Meski semuanya masih bisa berubah sampai ada pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum, namun setidaknya sudah ada peta koalisi yang mengarah kepada tiga poros.
Poros Jokowi
Pertama, adalah poros koalisi pendukung Presiden Joko Widodo sebagai petahana. Lima partai politik sudah mendeklarasikan secara resmi dukungan ke Jokowi, yakni PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, dan Partai Hanura.
Sejak Pilpres 2014 lalu, PDI-P, Nasdem, dan Hanura sudah menjadi pendukung Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Sementara, PPP dan Partai Golkar baru bergabung ke pemerintah belakangan, setelah kedua parpol tersebut dilanda dualisme kepemimpinan.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri), Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (kedua kanan), Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga kader PDI-P Puan Maharani (kiri) dan Panitia Pengarah Rakernas PDI-P Prananda Prabowo, bersama para kader PDIP lainnya mengacungkan simbol metal dengan ketiga jarinya seusai pembukaan Rakernas III PDI-P di Sanur, Bali, Jumat (23/2/2018). Dalam rakernas tersebut telah diputuskan untuk mencalonkan kembali Joko Widodo sebagai calon presiden 2019-2024.
Jika ditotal, koalisi Jokowi adalah yang paling gemuk dengan mengantongi 290 kursi atau 51,77 persen. Jumlah itu sudah jauh lebih cukup dari syarat ambang batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Pemilu yang hanya 20 persen kursi DPR.
Poros Prabowo
Poros kedua yakni Partai Gerindra dan PKS. Kedua partai politik ini sejak awal pemerintahan Jokowi menyatakan diri sebagai oposisi dan masih konsisten hingga saat ini.
Hubungan kedua parpol semakin dekat setelah berkoalisi di sejumlah pemilihan kepala daerah, termasuk Pilkada DKI Jakarta 2017 yang berhasil dimenangkan.
Lalu pada Kamis (8/3/2018) kemarin, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sudah memastikan bahwa Partai Gerindra akan berkoalisi dengan PKS di Pilpres 2019.
"Dengan PKS kami sudah firm," kata Fadli.
Pernyataan Fadli diamini oleh Wakil Sekjen PKS Mardani Ali Sera.
"Insya Allah," jawab Mardani saat dikonfirmasi secara terpisah.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ketika ditemui saat perayaan HUT Partai Gerindra ke-10 di kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta, Sabtu (10/2/2018).
Fadli memastikan, Partai Gerindra masih solid untuk memajukan ketua umumnya, Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Sementara untuk wakilnya akan dibicarakan bersama-sama PKS sebagai rekan koalisi.
"Capresnya Pak Prabowo. Cawapres, kami duduk bersama-sama," ujarnya.
PKS sendiri sebelumnya sudah mendeklarasikan sembilan tokoh partainya untuk menjadi capres atau cawapres di 2019.
Para bakal capres/cawapres jagoan PKS itu ialah Hidayat Nur Wahid, Ahmad Heryawan, Irwan Prayitno, Salim Segaf Aljufri, Sohibul Iman, Anis Matta, Tifatul Sembiring, dan Al Muzamil Yusuf dan Mardani Ali Sera.
Mardani berharap, salah satu dari sembilan nama itu bisa menjadi cawapres bagi Prabowo.
"Harapan kami (kader PKS jadi cawapres Prabowo)," ucap Mardani.
Saat ini Partai Gerindra memiliki 73 kursi dan PKS memiliki 40 kursi di parlemen. Dengan total 113 kursi, maka Prabowo telah mengantongi 20,17 persen atau memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.
Poros ketiga
Poros ketiga kemungkinan terdiri dari Partai Demokrat, PKB, dan PAN. Dua partai yang disebut terakhir sebenarnya saat ini adalah pendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
PKB yang mendukung Jokowi-JK sejak Pilpres 2014 memiliki tiga kader di kabinet kerja. Sementara PAN yang bergabung belakangan punya satu kader di kabinet.
Namun, kedua parpol ini sama-sama belum mendeklarasikan dukungan ke Jokowi untuk Pilpres 2019. Bahkan, PAN kerap kali mengambil kebijakan yang berseberangan dengan pemerintah.
Kedua parpol ini juga sama-sama berambisi mengusung ketua umumnya sebagai capres atau cawapres.
Sementara, Partai Demokrat sejak awal pemerintahan Jokowi-JK, menempatkan diri sebagai partai penyeimbang. Belakangan, partai berlambang mercy ini gencar menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai capres 2019.
Pada Kamis kemarin, ketiga elite parpol ini bertemu untuk mematangkan pembentukan poros ketiga di luar koalisi Jokowi dan Prabowo.
Agus Harimurti Yudhoyono bersama Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri di KPU.
Dari Partai Demokrat, hadir Sekjen Hinca Pandjaitan dan Juru Bicara Imelda Sari. Dari PKB, hadir Wakil Sekjen Lukmanul Hakim dan Wakil Bendahara Umum Rasta Wiguna. Sementara, dari PAN hadir Sekjen Eddy Soeparno.
"Membahas perkembangan yang ada sambil ngobrol ringan aja, sambil ngopi, termasuk membahas gagasan poros tengah itu, poros ketiga," kata Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan kepada Kompas.com.
Hinca mengakui, dalam pertemuan itu, Partai Demokrat menyodorkan nama AHY. Sementara, PKB dan PAN juga menyodorkan nama ketua umumnya masing-masing.
Memang belum ada kesepakatan yang diambil dari pertemuan awal tersebut. Namun, Hinca mengatakan, ketiga parpol ini setidaknya sudah satu pandangan bahwa dibutuhkan alternatif di luar Jokowi dan Prabowo.
Hinca mengatakan, kedepannya, ketiga partai ini akan menggelar pertemuan lanjutan untuk mematangkan koalisi.
"Istilahnya kalau buka radio frekuensinya sama," kata Hinca.
Hal serupa disampaikan Sekjen PAN Eddy Soeparno. Eddy menilai, dari pembicaraan tersebut, tidak menutup kemungkinan ketiga partai akan berkoalisi di Pilpres. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapat pilihan alternatif di luar koalisi Jokowi atau Prabowo.
"Kalau bisa kita memberikan sebesar-besarnya sebanyak-banyaknya alternatif kepada pemilih," kata Eddy saat dihubungi terpisah.
Apabila digabungkan, ketiga partai ini memiliki 27,85 persen kursi di DPR.
Sumber : Nasional.kompas.com
Poros Jokowi
Pertama, adalah poros koalisi pendukung Presiden Joko Widodo sebagai petahana. Lima partai politik sudah mendeklarasikan secara resmi dukungan ke Jokowi, yakni PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, dan Partai Hanura.
Sejak Pilpres 2014 lalu, PDI-P, Nasdem, dan Hanura sudah menjadi pendukung Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Sementara, PPP dan Partai Golkar baru bergabung ke pemerintah belakangan, setelah kedua parpol tersebut dilanda dualisme kepemimpinan.
Jika ditotal, koalisi Jokowi adalah yang paling gemuk dengan mengantongi 290 kursi atau 51,77 persen. Jumlah itu sudah jauh lebih cukup dari syarat ambang batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Pemilu yang hanya 20 persen kursi DPR.
Poros Prabowo
Poros kedua yakni Partai Gerindra dan PKS. Kedua partai politik ini sejak awal pemerintahan Jokowi menyatakan diri sebagai oposisi dan masih konsisten hingga saat ini.
Hubungan kedua parpol semakin dekat setelah berkoalisi di sejumlah pemilihan kepala daerah, termasuk Pilkada DKI Jakarta 2017 yang berhasil dimenangkan.
Lalu pada Kamis (8/3/2018) kemarin, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sudah memastikan bahwa Partai Gerindra akan berkoalisi dengan PKS di Pilpres 2019.
"Dengan PKS kami sudah firm," kata Fadli.
Pernyataan Fadli diamini oleh Wakil Sekjen PKS Mardani Ali Sera.
"Insya Allah," jawab Mardani saat dikonfirmasi secara terpisah.
Fadli memastikan, Partai Gerindra masih solid untuk memajukan ketua umumnya, Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Sementara untuk wakilnya akan dibicarakan bersama-sama PKS sebagai rekan koalisi.
"Capresnya Pak Prabowo. Cawapres, kami duduk bersama-sama," ujarnya.
PKS sendiri sebelumnya sudah mendeklarasikan sembilan tokoh partainya untuk menjadi capres atau cawapres di 2019.
Para bakal capres/cawapres jagoan PKS itu ialah Hidayat Nur Wahid, Ahmad Heryawan, Irwan Prayitno, Salim Segaf Aljufri, Sohibul Iman, Anis Matta, Tifatul Sembiring, dan Al Muzamil Yusuf dan Mardani Ali Sera.
Mardani berharap, salah satu dari sembilan nama itu bisa menjadi cawapres bagi Prabowo.
"Harapan kami (kader PKS jadi cawapres Prabowo)," ucap Mardani.
Saat ini Partai Gerindra memiliki 73 kursi dan PKS memiliki 40 kursi di parlemen. Dengan total 113 kursi, maka Prabowo telah mengantongi 20,17 persen atau memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.
Poros ketiga
Poros ketiga kemungkinan terdiri dari Partai Demokrat, PKB, dan PAN. Dua partai yang disebut terakhir sebenarnya saat ini adalah pendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
PKB yang mendukung Jokowi-JK sejak Pilpres 2014 memiliki tiga kader di kabinet kerja. Sementara PAN yang bergabung belakangan punya satu kader di kabinet.
Namun, kedua parpol ini sama-sama belum mendeklarasikan dukungan ke Jokowi untuk Pilpres 2019. Bahkan, PAN kerap kali mengambil kebijakan yang berseberangan dengan pemerintah.
Kedua parpol ini juga sama-sama berambisi mengusung ketua umumnya sebagai capres atau cawapres.
Sementara, Partai Demokrat sejak awal pemerintahan Jokowi-JK, menempatkan diri sebagai partai penyeimbang. Belakangan, partai berlambang mercy ini gencar menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai capres 2019.
Pada Kamis kemarin, ketiga elite parpol ini bertemu untuk mematangkan pembentukan poros ketiga di luar koalisi Jokowi dan Prabowo.
Dari Partai Demokrat, hadir Sekjen Hinca Pandjaitan dan Juru Bicara Imelda Sari. Dari PKB, hadir Wakil Sekjen Lukmanul Hakim dan Wakil Bendahara Umum Rasta Wiguna. Sementara, dari PAN hadir Sekjen Eddy Soeparno.
"Membahas perkembangan yang ada sambil ngobrol ringan aja, sambil ngopi, termasuk membahas gagasan poros tengah itu, poros ketiga," kata Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan kepada Kompas.com.
Hinca mengakui, dalam pertemuan itu, Partai Demokrat menyodorkan nama AHY. Sementara, PKB dan PAN juga menyodorkan nama ketua umumnya masing-masing.
Memang belum ada kesepakatan yang diambil dari pertemuan awal tersebut. Namun, Hinca mengatakan, ketiga parpol ini setidaknya sudah satu pandangan bahwa dibutuhkan alternatif di luar Jokowi dan Prabowo.
Hinca mengatakan, kedepannya, ketiga partai ini akan menggelar pertemuan lanjutan untuk mematangkan koalisi.
"Istilahnya kalau buka radio frekuensinya sama," kata Hinca.
Hal serupa disampaikan Sekjen PAN Eddy Soeparno. Eddy menilai, dari pembicaraan tersebut, tidak menutup kemungkinan ketiga partai akan berkoalisi di Pilpres. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapat pilihan alternatif di luar koalisi Jokowi atau Prabowo.
"Kalau bisa kita memberikan sebesar-besarnya sebanyak-banyaknya alternatif kepada pemilih," kata Eddy saat dihubungi terpisah.
Apabila digabungkan, ketiga partai ini memiliki 27,85 persen kursi di DPR.
Sumber : Nasional.kompas.com
Posting Komentar untuk "Inilah koalisi Partai di Pilpres 2019 PDI P, Gerindra dan Poros ketiga"